Pada Juli 2020 silam, Pemerintah Kota Guangzhou, Tiongkok, memberikan bantuan sejumlah 40.000 buah masker kepada Pemerintah Kota Surabaya. Bantuan tersebut diserahkan melalui Konsulat Jenderal Tiongkok di Surabaya dalam rangka penanggulangan pandemi. Bukan tanpa alasan bantuan ini diberikan, kedua kota telah menjalin kerja sama sister city sejak 2005 yang di dalamnya juga meliputi kerja sama di bidang kesehatan (Antara, 2020). Di belahan bumi lain, juga terdapat contoh kasus kerja sama antarkota seperti Frankfurt yang memberikan donasi sebanyak 10.000 euro kepada sister city-nya yakni Milan untuk membantu pemulihan daerah pascapandemi (Alvarez, 2020).
Bagi yang selama ini beranggapan bahwa politik global hanya merupakan urusan antarnegara, mungkin hal ini akan cukup asing untuk dijelaskan. Namun, hal ini menunjukkan betapa globalisasi telah menggeser pemahaman kita tentang interaksi antaraktor yang ada di dalam politik global. Globalisasi telah membawa dunia pada kondisi saling terhubung. Sesuatu yang terjadi di sebuah belahan bumi tak lagi dapat diabaikan di belahan bumi lain. Sementara itu, masalah global juga bukan lagi didominasi oleh relasi antarnegara. Dapat dideskripsikan bahwa globalisasi terserap hingga ke konteks-konteks lokal. Robertson (1995) mendeskripsikan gejala ini sebagai glokalisasi, yakni hubungan kesinambungan antara global dan lokal.
Beberapa peneliti telah menyebutkan kritik atas sistem negara-bangsa ala Westphalia yang seolah menjadi status quo saat ini. Linklater (1996) mengatakan bahwa sistem Westphalia sudah punah karena saat ini globalisasi mengikat komunitas-komunitas global secara lebih erat. Pieterse (2019) pun menambahkan dengan argumen bahwa tidak setiap negara memiliki respons yang sama atas globalisasi. Oleh karena itu, negara-negara perlu melakukan konfigurasi ulang dengan memberikan wewenang lebih bagi unit-unit lokalnya.
Atas pemahaman itu, kita tak dapat lagi beranggapan bahwa isu-isu internasional hanya akan dirasakan oleh negara. Banyak dari apa yang kita alami hari ini pun adalah isu global yang meresap ke tingkat lokal. Hal yang dapat kita jadikan contoh adalah bagaimana pandemi Covid-19 menjadi pandemi global saat ini. Meskipun ia adalah isu lintas batas, nyatanya seluruh dampaknya dialami tak hanya oleh aktor elit antarnegara. Dampaknya bahkan dapat dirasakan hingga tingkat semikro pedesaan.
Jika dikaitkan dengan pembahasan di atas, terdapat sebuah penelitian dari Kandel dkk. (2020) yang menyebutkan fakta pahit mengenai penanganan pandemi global. Menurutnya, hanya 78 negara dari 182 negara memiliki kapasitas penuh untuk menangani pandemi. Sementara itu, 132 negara hanya memiliki kemampuan maksimal sebatas pada melakukan deteksi ketimbang melakukan mitigasi dengan lengkap.
Dalam krisis seperti ini, maka peran pemerintah lokal menjadi relevan untuk dilihat. Dengan adanya situasi yang tak lagi dapat menempatkan negara sebagai satu-satunya aktor, pemerintah pusat perlu memberikan delegasi lebih kepada daerah. Keunggulan pemerintah daerah adalah kedekatannya dengan masalah yang riil di masyarakat, sehingga mereka cenderung dapat mengidentifikasi masalah dalam skala yang lebih mikro. Contoh yang ada dalam hal ini adalah bagaimana kota Surabaya merespons pandemi Covid-19 dengan mendirikan Kampung Tangguh. Di kampung ini, nantinya aspirasi masyarakat akan penanggulangan pandemi dapat diserap dengan lebih efektif karena ia bekerja sama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK).
Potensi lain yang dimiliki pemerintah daerah adalah legitimasi sosial. Sejumlah daerah masih memiliki persepsi atas legitimasi yang saling overlap antara aparatur negara dan figur non-negara. Dengan menggandeng figur-figur kunci dalam penanganan pandemi, diharapkan bahwa masyarakat bisa dijangkau dengan lebih baik. Contoh upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak tokoh masyarakat dalam rangka penyuluhan protokol kesehatan. Ketika negara tak mungkin selamanya hadir dalam mekanisme ini, pemerintah daerah bisa menyesuaikan diri.
Di Surabaya, contoh yang aktual dari bagaimana legitimasi tokoh daerah bermain adalah ketika sejumlah masyarakat di daerah Gubeng menolak pendirian Rumah Sehat yang dinilai terlalu dekat dengan sekolah dan pemukiman warga. Setelah berkoordinasi dengan tokoh agama dan masyarakat dari Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM), proses negosiasi dapat dilakukan dan Rumah Sehat yang difungsikan untuk isolasi itu dapat didirikan dengan lancar (Sonora, 2021).
Poin yang tak kalah penting adalah potensi internasionalisasi yang juga dimiliki oleh daerah. Pemerintah daerah dapat pula memanfaatkan jejaring kerja sama internasional untuk menyelesaikan pandemi, misalnya dengan bantuan masker atau melalui peningkatan kapasitas. Dengan ini, daerah juga dapat diuntungkan dari proses globalisasi yang ada saat ini.
Maka dari itu, agaknya penting bagi kita, terutama penstudi Hubungan Internasional, untuk lebih mendalami pentingnya peran daerah yang kian tak dapat dikesempingkan. Dengan melihat dari skala yang lebih lokal, kita akan mendapatkan gambaran isu global secara lebih menyeluruh.
Referensi:
Alvarez, M. (2021). Paradiplomacy in Times of Pandemic: The Paths Ahead. Diakses dari https://www.e-ir.info/2020/07/01/opinion-paradiplomacy-in-times-of-pandemic-the-paths-ahead/
Antara, (2020), Puluhan ribu masker bantuan Pemkot Guangzhou disebar di Surabaya, diakses dari https://www.antaranews.com/berita/1596150/puluhan-ribu-masker-bantuan-pemkot-guangzhou-disebar-di-surabaya
Kandel, N., Chungong, S., Omaar, A., & Xing, J. (2020). Health security capacities in the context of COVID-19 outbreak: an analysis of International Health Regulations annual report data from 182 countries. The Lancet, 395(10229), 1047-1053.
Linklater, A. (1996) "Citizenship and sovereignty in the post-Westphalian state." European Journal of International Relations 2(1), 77-103.
Pieterse, J. N. (2019). Globalization and culture: Global mélange. Rowman & Littlefield.
Robertson, R. (2018). Glocalization. The International Encyclopedia of Anthropology, 1-8.
Sonora, (2021). Siapkan Rumah Sehat, Tokoh Masyarakat Bantu Pemkot Surabaya. Diakses dari https://www.sonora.id/read/422806706/siapkan-rumah-sehat-tokoh-masyarakat-bantu-pemerintah-kota-surabaya
0 Comments